Kami Groedu International Consultant Surabaya, Malang, Jakarta, Bandung, Jogjakarta dan Semarang akan mengangkat tulisan Yuswohady pada website kali ini dengan judul “BIO FARMA TRANSFORMATION SELAMA PANDEMI”
Sabtu kemarin (6/8) saya menjadi moderator sesi talkshow peluncuran buku Bio Farma “Kontribusi untuk Negeri di Masa Pandemi” sekaligus HUT 132 tahun. Kebetulan saya ikutan merisetnya.
Melalui PP 99/2020 Pemerintah menugaskan Bio Farma memproduksi dan mendistribusikan vaksin Covid-19 untuk menangkal pandemi. Menariknya, di bawah sang nakhoda Honesti Basyir, Bio Farma menjadikan amanah ini sebagai “MOMENTUM EMAS” untuk melakukan transformasi menyeluruh di Bio Farma.
Baca juga Artikel : tujuan cara distribusi obat yang baik (CDOB)
Berikut 3 pelajaran yang saya dapat:
#1. PANDEMI = COMMON ENEMY
Pak Honesti menyikapi pandemi sebagai COMMON ENEMY. Maksudnya, pandemi menjadi “musuh bersama” yang menyatukan seluruh insan Bio Farma untuk melakukan transformasi besar-besaran. “Musuh bersama ini mempersatukan kami untuk bergerak bersama, mengerahkan seluruh sumberdaya untuk menghadapinya,” ujar Honesti. “Musuh bersama” telah MENYATUKAN seluruh insan Bio Farma untuk melakukluar biasa untuk menggulirkan transformasi di Bio Farma.
#2. GIANT LEAPS
Kondisi KEPEPET seringkali menjadi ENERGI POSITIF untuk melakukan perubahan. Itulah yang terjadi di Bio Farma. KEPEPET mematik Bio Farma melakukan LOMPATAN BESAR yang belum pernah dicapai selama 132 tahun sejarahnya.
Contohnya distribusi vaksin.
Tahun 2018 Bio Farma mencapai rekor mendistribusikan vaksin 150 jt dosis. Tahun 2021 saat puncak pandemi, dipecut mendistribusikan 301 jt dosis, dan berhasil. Banyak LOMPATAN BESAR dilakukan Bio Farma selama 2 tahun menangani pandemi mulai dari: budaya kerja, inovasi produk, pengembangan bisnis, transformasi digital, dan sebagainya.
#3. COLLABORATION WIN
Pelajaran lain adalah pentingnya KOLABORASI untuk menyukseskan tugas besar mendistribusikan vaksin selama pandemi. “Tanpa kolabirasi kami tak akan mampu menuntaskan tugas besar ini,” ujar Bu Teki Direktur Kelembagaan dan Kerjasama Bio Farma. Dalam sejarah Bio Farma belum melakukan kolaborasi sebesar dan semassif ini dengan Sinovac, BPPOM, Kemenkes, KemenBUMN, Lembaga Eijkman, RS/Puskesmas, dan sebagainya.
Info lanjutan silahkan klik di SINI : info lanjutan
Kata Bu Teki: “Kolaborasi HARGA MATI!!!”
Semoga artikel diatas bermanfaat bagi pembaca, apabila pembaca membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai Ijin PBF, membuat dokumen CDOB (Cara Distribusi obat yang baik) dan membutuhkan konsultan dalam men-set up PBF ( Pedagang bersar Pharmacy) silahkan hubungi kami di SINI.