Seperti buku yang pernah kami tulis beberapa tahun lalu bersama Hendy Kusmarian, mengenai bisnis untuk menang dan tidak akan berbisnis jika tidak menang. Pada saat ini ketika covid -19 melanda banyak bisnis dan membuat ekonomi hancur, maka banyak bisnis juga sedang terpuruk dengan pertumbuhan minus. Industri sepatu, tas dan tempat minum untuk kebutuhan anak-anak sekolah turun drastis, termasuk antar jemput anak-anak sekolah. Begitu pula industri terkait tour dan travel juga sedang merosot tajam dan tidak diminati oleh masyarakat karena pademi.
Bisnis adalah bisnis, dan pada saat inilah bisnis sedang diuji. Oleh sebab itu hanya yang bisa survive saja yang bisa beradaptasi. Seperti Dinosaurus yang punah, bisnispun bisa punah jika tidak flexible dalam adaptasi. Oleh sebab itu sama dengan yang dilakukan Groedu inti global inovasi, yang tadinya adalah pemain dalam pengelolaan manajemen kelas usaha menengah ke atas, sekarang target bisa beralih ke UKM bahkan usaha mikro. Ini adalah kenyataan yang ada di masa covid.
Seperti dua sisi mata uang ada peluang dan hambatan. Jika kita bisa mengambil peluang maka kita akan survive dan bertahan dalam kancah kehidupan berbisnis. Filosofi bisnis tidak hanya memandang profit semata, tetapi bagaimana layanan masyarakat dibangun untuk mendapatkan dampak yang global, seperti efek bola salju.
Bagaimana dengan bisnis anda, apakah saat ini kesulitan cash flow atau sedang dalam masalah besar karena produk tidak bisa jalan dan sudah ditinggalkan oleh konsumen. Sebaliknya bagaimana dengan produk yang sedang trend seperti masker. Inipun terakhir-terakhir ini banyak pemain yang muncul sehingga dalam kondisi peluang cukup baikpun masih membutuhkan strategi pemasaran yang jitu. Jadi filosofi bisnis yang mana yang benar? Filosofi bisnis yang benar adalah adaptasi dengan kondisi yang ada saat ini, baik itu dengan cara bersakit-sakit. Yang penting usaha tetap jalan dan bertahan.
Frans M. Royan ( Founder & Managing Director Groedu)