Melakukan proses forecasting (peramalan/memprediksikan) untuk bisnis Anda merupakan salah satu hal yang terpenting dan harus bisa dilakukan jika Anda adalah seorang pebisnis. Namun, dalam membuat prediksi tentang penjualan dengan volume kotor atau dari pendapatannya, hanya akan menjadikan Anda semakin kehilangan banyak informasi paling berharga yang sebenarnya masih bisa digunakan untuk lebih memaksimalkan keuntungan dan untuk mengatur perencanaan dari strategi bisnis untuk jangka panjangnya.
Sehingga sangat banyak diantara para pebisnis tersebut yang akan selalu berusaha keras untuk terus mencari-cari metode peramalan seperti apa yang paling baik dan cocok agar bisa segera diterapkan pada bisnis yang saat ini sedang mereka jalankan. Terdapat banyak sekali metode-metode peramalan bisnis yang dapat mereka gunakan. Pada artikel sebelumnya telah disinggung tentang metode top-down forecasting, lalu apa saja kelebihan dan kekurangannya untuk membantu Anda dalam mendapatkan metode yang terbaik, maka kali ini akan sedikit dijelaskan tentang metode lain, yaitu tentang metode bottom-up forecasting.
Definisi Peramalan Bottom-up Forecasting
Berbeda dengan penjelasan dari top-down forecasting yang sebelumnya, penggunaan metode bottom-up forecasting akan dimulai dengan sebuah tampilan mikro dan kemudian akan dibangun kepada tampilan makro. Anda dapat memulainya dengan cara penjualan produk secara individual dan berupa perkiraan produksi. Setiap departemen akan membuat proyeksi mereka masing-masing untuk ke depannya kemudian selanjutnya akan dijumlahkan dengan departemen lainnya untuk menjadi satu dan membentuk gambaran yang jauh lebih besar. Dengan kata lain peramalan seperti ini juga akan dimulai dari yang paling spesifik terlebih dahulu untuk menuju kepada yang paling umum.
Kelebihan Menggunakan Metode Bottom-up Forecasting
Manfaat dari menggunakan metode peramalan bottom-up adalah lebih memusatkan perhatian kepada sebuah asumsi yang telah mendasari adanya penjualan secara lebih spesifik, pengeluaran, margin laba untuk setiap jenis produk dan layanannya. Dalam hal peramalan bottom-up, manajer dan karyawan akan lebih banyak terlibat dalam proses perencanaannya daripada menggunakan metode top-down forecasting. Bottom-up forecasting sangat membantu Anda dalam hal menetapkan penjualan, produksi, dan juga tujuan perekrutan untuk mengalokasikan sumber daya kepada barang-barang tertentu yang dapat disesuaikan dengan tujuan Anda. Selain itu, penggunaan metode peramalan seperti ini juga lebih cenderung mendekati akurat untuk jenis bisnis yang bersifat musiman atau yang paling banyak mengalami perubahan secara luas untuk penjualan dan labanya.
Kekurangan Penggunaan Metode Peramalan Bottom-up Forecasting
Salah satu kelemahan dari jenis metode peramalan bottom-up adalah bahwa kesalahan yang paling sering terjadi pada tingkat mikro juga akan ikut terbawa ke level makronya. Terlebih lagi jika mereka sedang melakukan ekspansi bisnis yang jauh lebih luas lagi. Sehingga asumsi-asumsi tersebut juga harus selalu lebih diperhatikan dan semakin ditingkatkan seperlunya saja.
Metode peramalan dari top-down dan bottom-up memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Model terbaiknya adalah juga masih bergantung kepada setiap sifat dari setiap masing-masing jenis bisnis yang sedang dijalankan. Namun, selalu ingatlah bahwa terjadinya peningkatan secara konstan dalam keterampilan forecast/peramalan adalah suatu hal yang wajib ada untuk kesuksesan dari sebuah bisnis dalam jangka panjang.
Nah, itulah sedikit penjelasan seputar pemahaman tentang penggunaan metode peramalan bisnis bottom up forecasting (metode peramalan bisnis dari yang terkecil sampai yang terbesar) beserta apa saja kelebihan dan kekurangannya. Semoga bisa bermanfaat dalam menambah wawasan Anda sekalian, terimakasih dan salam sukses.
Hubungi kami di 081-252982900, jika membutuhkan info lebih lengkap terkait tools yang bisa membantu forcasting diperusahaan anda. Terima kasih.
